Ketika pertama kali meihat buku Meubelpreneur, dengan design cover
berwarna hitam coklat muda-tua dan berkonsep kayu, saya langsung agak tertarik.
Beberapa pertanyaan tiba-tiba muncul dalam benak,
“Apa buku ini sama halnya dengan buku-buku yang berupaya menggabungkan tema aktual dengan konsep kewirausahaan yang sedang digandrungi masyarakat Indonesia saat ini?”Berilah contoh semisal, kegandrungan orang menulis yang dihubungkan dengan bagaimana mendapatkan uang banyak dari aktivitas tersebut, sehingga melahirkan konsep “writerpreneurship”
Atau buku ini bercerita tentang kesuksesan kota
Jepara sebagai salah satu penghasil meubel ukir berkualitas tinggi? Atau
tentang kisah sukses Pak Jokowi saat menjadi pengusaha meubel sampai jadi
Presiden Indonesia? Atau…atau.. dan sederet atau yang lain…
Judul
Buku: Meubelpreneur
Penulis: Manampin Girsang
Penerbit: Grasindo
Tahun: 2015
ISBN: 978-602-2519-18-8
Tebal: 174 Halaman
Daripada penasaran tak terobati, saya beli saja
buku ini. Maklum, selain saya seorang booklover
dengan rasa penasaran tingkat dewa, saya juga punya interest tinggi di bidang
kewirausahaan. Apalagi sepertinya buku ini tak begitu lazim, tentang meubel,
sebuah tema yang kurang “hot” di dalam dunia perbukuan, bahkan mungkin di dunia
kewirausahaan. Tapi justru karena ketaklaziman itulah, buku itu saya bungkus,
bawa ke rumah dan langsung saya “habisi”
*****
Bagian awal buku berisi sebuah kisah mengenai
penulis yang secara “kebetulan” terjun di dunia meubel dan furnitur. Saat
membaca bagian ini, dapat membuat kita senyum-senyum sendiri karena gaya bahasa
yang jenaka dan menghibur, tapi tanpa kehilangan fokus mengenai benang merah
sampai ia mulai meraih kesuksesan berbisnis.
“Seorang yang berasal dari daerah Sumatera sana, merantau ke Jakarta untuk kuliah. Tapi akhirnya Drop out di tahun kedua. Melanjutkan hidup ke Bali untuk mencari peluang baru. Eh, tahu-tahu hanya untuk bertahan hidup di Pulau Dewata, harus mengasong bikini ke setiap turis. Usaha yang awalnya dijalankan dengan ogah-ogahan ini, ternyata mengantarkannya ke peluang besar, atau meminjam bahasa penulis, menggairahkan dan mengguirkan. Yaitu bisnis meubel dan furnitur antik yang sangat diminati di Eropa dan Amerika. Bagaimana cerita lengkapnya? Alangkah lebih baiknya, cek sendiri deh di dalam buku terbitan Grasindo ini.”
Salah satu hal yang paling menarik tentang buku
ini adalah: buku ini tidak melulu kisah sukses yang bersifat motivasi dengan
taburan kata-kata mutiara sehingga terkadang kehilangan objektivitasnya. Lebih
dari itu, buku ini memuat banyak pengetahuan teknis yang bisa langsung diterapkan
saat akan memulai bisnis, terutama bisnis meubel dan furnitur. Tentang bagaimana mengenal bahan baku kayu
yang berkualitas, mengenal buyer,
packaging yang bisa menarik buyer,
membangun jejaring dengan para pengrajin, meluaskan pasar ke lingkup
internasional, branding melalui internet, sampai kepada pengetahuan teknis
pengiriman barang ke luar negeri (ekspor). Semua itu, penulis jabarkan dengan
cukup detail dan mudah dipahami.
Hal lain yang membuat buku ini layak dibaca
sampai tuntas bahkan berkali-kali (setidaknya menurut penilaian pribadi saya)
yaitu banyaknya insight yang bisa
dipraktikkan di luar dunia bisnis meubel dan furnitur, atau dengan kata lain
dapat digunakan di dunia bisnis secara keseluruhan. Seperti pada bab “Teknik
Negosiasi” dan “Memenuhi Pesanan Pelanggan”
Berikut ini garis besar kedua bab tersebut:
Biar bagaiamana pun, bisnis atau kewirausahaan
merupakan aktivitas ekonomi yang melibatkan produsen dan konsumen. Namun, dalam
tataran tertentu melibatkan distributor, broker bahkan tangan-tangan kreatif.
Untuk memuluskan agar semua berjalan lancar atau semua diuntungkan dibutuhkan
kesepakatan atau closing deal yang
harus melalui tahap negosiasi. Tahap negosiasi bisa dibilang merupakan kunci,
maka dari itu, dalam tahap ini diperlukan kiat-kiat khusus di antaranya yang
paling penting: luaskan wawasan Anda, pahami budget dan produk yang dibutuhkan
buyer, buat suasana santai dan tidak formal sebelum membahas penawaran, dengan
berbincang mengenai hal-hal santai di luar bisnis (hlm 94)
Selanjutnya, agar bisnis berjalan lancar, hindari
membuat pelanggan kecewa dengan cara menyelesaikan pesanan tepat waktu dan
selalu berupaya memfasilitasi kebutuhan mereka. Caranya kontrollah selalu
kualitas produk, bangun hubungan yang baik dengan para karyawan dan mitra,
berikan mereka insentif untuk membangun loyalitas sehingga bisa merasa nyaman
bekerja sama dan mampu menyelesaikan pekerjaannya secara maksimal (hlm 122)
*****
Buku karya Manampin
Girsang, seorang pengusaha meubel dan furniture sukses ini, cocok dimiliki
oleh siapapun yang punya ketertarikan tinggi dalam dunia entrepreneurship. Tidak sebatas meubel dan furniture karena isinya
dapat diaplikasikan di bidang bisnis yang lebih luas. Jadi, saya benar-benar
tidak merasa rugi membelinya.
Izinkan saya mengutip kata-kata dari penulis yang
telah saya sadur untuk menutup review ini,
“Ketika memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis, jangan pernah memulai bisnis dengan niat coba-coba, tanpa pengetahuan mengenai preferensi pasar dan takut “tertampar”. Itu berlaku di bidang bisnis apapun bahkan di luar bisnis. Mulailah berbisnis dengan passion, love and focus” (hlm 160)