Fenomena Batu Akik di Zaman Serba Digital

Om Imam
By -
0

Saat masih kecil, saya sering melihat pria setengah baya ataupun tua mengenakan batu akik di jemarinya. Terkadang saya pikir, pria itu mungkin seorang jawara atau seseorang yang “berilmu”. Sosok itu bisa dilihat di film-film jaman dulu, biasanya sih centeng berbadan tegap, bertampang seram dan berkumis, tidak lupa menyelipkan senjata di pinggangnya (bener-bener jadoel deh).

Tapi itu dulu. Benar-benar tempo doeloe. Sekarang, setelah dicermati nggak semua pemilik batu akik seperti itu tuh. Walau, sampai kini pun saya masih gagal paham benar, apa keistimewaan dari batu akik. Dan tanpa disadari, keberadaan si Batu Akik kembali menjadi fenomena. Kali ini tidak menyasar kaum tua, tapi para kalangan muda. Saking fenomena-nya, di beberapa mal kini tersedia lantai khusus untuk para pecinta batuan mulia. Salah satunya adalah Blok M Square, yang belum terlalu lama menyediakan tempat khusus. Meski begitu, di beberapa pasar tradisional ataupun di komplek-komplek perumahan, masih ada penjaja batuan keliling. Entah itu menempati sebuah lapak, atau sekedar menawarkan dari rumah ke rumah. Yang mengikuti masa teknologi, sekarang juga banyak yang jual batu akik di toko online.

Kalau diperhatikan, batu akik sebenarnya memang cakep. Gradasi warna serta pola dalam batu itu seakan-akan memiliki makna tersendiri, bahkan terlihat hidup. Tapi, tahukah kamu batu akik ini juga ada loh yang palsu alias sintetis. Masa sih?

Iya. Karenanya teliti sebelum membeli, atau kalau boleh saran lebih jauh, kamu harus menguasai jenis bebatuan terlebih dahulu. Gampang kok, datangi saja toko buku dan baca-baca informasi lebih detil. Dengan begitu, kamu tidak salah dalam memilih bebatuan. Meskipun itu batu akik sekalipun.

Penasaran dengan apa itu batu akik, dari penelurusan ke Mbah Google, batu akik atau gemstone rupanya tergolong batuan setengah mulia, karena kekerasan kurang dari 7 mohs. Jauh berbeda dengan batuan mulia seperti intan, safir, rubi, dan zamrud. Batuan mulia biasanya dikenali dengan jernihnya bebatuan dan warna. Semakin tidak ada noda dalam bebatuan, maka akan semakin bagus nilai jualnya.

Nah, pertanyaannya. Sampai berapa lama fenomena batu akik ini akan bertahan? Setahun atau dua tahun ke depan? Tidak ada yang tahu. Yang pasti menurut saya, batu akik tidak bisa dijadikan investasi karena hanya mengikuti tren serta nilai jualnya rendah. Sebaiknya bila ingin investasi, diseriuskan saja memilih bebatuan mulia. Apapun itu, nikmati dan amati saja tren batu akik ini.




Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!