Saat
masih kecil, saya sering melihat pria setengah baya ataupun tua mengenakan batu
akik di jemarinya. Terkadang saya pikir, pria itu mungkin seorang jawara atau
seseorang yang “berilmu”. Sosok itu bisa dilihat di film-film jaman dulu,
biasanya sih centeng berbadan tegap,
bertampang seram dan berkumis, tidak lupa menyelipkan senjata di pinggangnya
(bener-bener jadoel deh).
Tapi
itu dulu. Benar-benar tempo doeloe. Sekarang, setelah
dicermati nggak semua pemilik batu akik seperti itu tuh. Walau, sampai kini pun saya masih gagal paham benar, apa
keistimewaan dari batu akik. Dan tanpa disadari, keberadaan si Batu Akik kembali menjadi
fenomena. Kali ini tidak menyasar kaum tua, tapi para kalangan muda. Saking
fenomena-nya, di beberapa mal kini tersedia lantai khusus untuk para pecinta
batuan mulia. Salah satunya adalah Blok M Square, yang belum terlalu lama
menyediakan tempat khusus. Meski begitu, di
beberapa pasar tradisional ataupun di komplek-komplek perumahan, masih ada
penjaja batuan keliling. Entah itu menempati sebuah lapak, atau sekedar
menawarkan dari rumah ke rumah. Yang mengikuti masa teknologi, sekarang juga banyak
yang jual batu akik di toko online.
Kalau diperhatikan, batu akik sebenarnya memang cakep.
Gradasi warna serta pola dalam batu itu seakan-akan memiliki makna tersendiri,
bahkan terlihat hidup. Tapi, tahukah kamu batu akik ini juga ada loh yang palsu
alias sintetis. Masa sih?
Iya. Karenanya teliti sebelum membeli, atau kalau boleh
saran lebih jauh, kamu harus menguasai jenis bebatuan terlebih dahulu. Gampang
kok, datangi saja toko buku dan baca-baca informasi lebih detil. Dengan begitu,
kamu tidak salah dalam memilih bebatuan. Meskipun itu batu akik sekalipun.
Penasaran dengan apa itu batu akik, dari penelurusan ke
Mbah Google, batu akik atau gemstone
rupanya tergolong batuan setengah mulia, karena kekerasan kurang dari 7 mohs.
Jauh berbeda dengan batuan mulia seperti intan, safir, rubi, dan zamrud. Batuan
mulia biasanya dikenali dengan jernihnya bebatuan dan warna. Semakin tidak ada
noda dalam bebatuan, maka akan semakin bagus nilai jualnya.
Nah, pertanyaannya. Sampai berapa lama fenomena batu akik
ini akan bertahan? Setahun atau dua tahun ke depan? Tidak ada yang tahu. Yang
pasti menurut saya, batu akik tidak bisa dijadikan investasi karena hanya mengikuti
tren serta nilai jualnya rendah. Sebaiknya bila ingin investasi, diseriuskan
saja memilih bebatuan mulia. Apapun itu, nikmati dan amati saja tren batu akik ini.