Niat menghadiri acara tepat sebelum jam 5 sore terhambat, padahal sudah berangkat 1 jam sebelumnya. Jarak dari Pejaten ke Senayan City gak terlalu jauh. Tapi terhambat, terhambat di Pos Polisi Bundaran Senayan, iya, kena tilang. Salah apa? Kata Pak Polisi Yang Terhormat saya salah jalur, jalur yang seharusnya tidak boleh dilewati pesepeda motor, jalur dari arah Jalan Senopati menuju Bundaran Senayan. Apa mau dikata, berhentilah motor tepat dibawah salahsatu trafik light Bundaran Senayan.
"Mas, kamu salah jalan, ini bukan untuk pesepeda motor", kata Pak Polisi Yang Terhormat,
"Enng... Wah, Pak! Saya nggak tau, saya gak liat ada rambu larangan sepeda motor", saya menaggapi
"Enng... Wah, Pak! Saya nggak tau, saya gak liat ada rambu larangan sepeda motor", saya menaggapi
Ya memang, saya memang gak liat rambu larangan itu, entah memang ada, atau gak ada.
"Mana sura-surat?!! SIM, STNK", kata Pak Polisi.
"Saya tilang", katanya lagi.
"Saya tilang", katanya lagi.
Sepertinya ini strandarisasi percakapan Pak Polisi Yang Terhormat kalau menangani warga negara yang kedapatan melanggar lalu lintas didepan mata mereka, tapi syarat dan ketentuan berlaku kan?
"STNK ada, Pak. SIM gak ada", saya menanggapi Bapak Berbaju Cokelat itu. Saya-pun memberikan STNK.
"Motor kamu parkirin disana!" Perintah Pak Polisi sambil menunjuk Pos Polisi di Bundaran Senayan.
"Motor kamu parkirin disana!" Perintah Pak Polisi sambil menunjuk Pos Polisi di Bundaran Senayan.
Sampai di Pos Polisi Bundaran Senayan, ternyata saya antri, antri untuk ditilang Pak Polisi. Ada sekitar 4 pesepeda motor menunggu gilliran terima surat tilang. Perkaranya sama, salah jalur. 1 Polisi memanggil nama yang tertera di SIM / STNK, saat giliran saya, tanpa basa-basi dia (Polisi tersebut) langsung menulis kesalahan dalam bahasa pasal disurat tilang, dan meminta saya untuk menandatangani surat tersebut, surat tilang warna merah. Iya, surat tilang itu ada 2 warna: biru dan merah. Kami semua diberi surat tilang warna merah.
Tanpa pikir panjang, dan karena saya ada acara, saya-pun selesai perkara di Pos Polisi tersebut, selesai perkara dengan keputusan bahwa saya harus sidang di Pengadilan Jakarta Selatan, tertulis disurat tilang di Jalan Ampera, Pengadilan Jakarta Selatan.
---
Spoiler: Mekanisme Tilang:
Seminggu kemudian saya hendak datang ke Pengadilan Jakarta Selatan, di jalan Ampera. Niat sampai sana jam 10 pagi ternyata tertunda lama, hari itu Jakarta hujan lebat, dan ternyata banjir hebat. Saya putuskan untuk menelpon Pengadilan Jaksel, 108 adalah tempat bertanya nomer telpon, nomer yang saya dapatkan bisa dihubungi, namun tidak ada yang menjawab panggilan tersebut, mungkin sibuk, tapi saya coba ulang hampir sepuluh kali, tetap saja tidak ada yang menjawab panggilan tersebut. Hmm...
Saya menelpon untuk menanyakan apakah sidang bisa dilakukan siang atau sore hari, karena di slip tilang warna merah yang saya terima sama sekali tidak tertulis waktu sidang.
Usai hujan reda, bersama teman saya menuju Pengadilan Jakarta Selatan di Jalan Ampera. Disekitar kantor Pengadilan Jaksel ada beberapa orang bapak-bapak hampir selalu melambaikan tangan ke beberapa motor yang mengarah ke arah kantor pengadilan, tidak terkecuali motor kami. Karena memang tujuan saya adalah kantor tersebut, tanpa pikir panjang, kami masuk ke area yang dijadikan tempat parkir untuk mereka yang berurusan dengan pengadilan. Dan kami langsung dihampiri seseorang.
"Tilang, bang? Tilang?", tanya orang tersebut.
"Iyaaa, bang..."
"Saya bantu, bang... Boleh liat slip tilangnya?"
"Berapa, bang?"
"Ya, liat dulu slip tilangnya..."
Saya perlihatkan slip tilang, dan hebatnya saat itu saya berasa langsung ketemu dengan hakim pengadilan, si calo tau 2 pasal pelanggaran apa di slip tilang tersebut, padahal hanya tertulis angka pasal, tapi dia tau, apa pelanggaran saya, hebat!
Saran saya saat menghadiri pengadilan tilang:
1. Jaga baik-baik surat tilang slip merah yang diterima dari penegak hukum dijalanan, biasanya sidang 1 minggu setelah tilang. Kena tilang aja udah susah, apalagi kalo surat tilangnya ilang.
2. Manfaatkan waktu 1 minggu jelang sidang untuk cari informasi, misalnya tentang: Lokasi pengadilan, Berapa denda yang harus dibayar, dan pasal yang dikenakan.
3. Bawalah uang tunai secukupnya. Kecuali kantor pengadilan kita sudah bisa bayar denda disana pakai kartu debit atau kredit :D
4. Berdoalah saat berada di pengadilan semoga dilancarkan dan dimudahkan urusan kita. x))
Pngelaman saya prnah ketilang rna lampu mati,
BalasHapusdi ajak rundingan eh,, ( pdahal mau negek saya ).. kbetulan ibarat jatuh tangga mapas di dompet gk ad,, akhirnnya d bwa Sim aq,,,,
motor msih aq pgang,,,
akhirnya yg ngmbil sim ortu qu,,,
soal nya baru prtama tinggal d kota,,,
hadeeeh....
calo nya itu.. polisi juga ?
BalasHapusbayar berapa di sidang ?
Alamakk aku juga baru aja ketilang dengan pelanggaran dan lokasi yg sama. Kena denda berapa jadinya
BalasHapusSya dan tmn sya kan ketilang krn sya gapake helm,dpt slip merah kemarin,apakah boleh har ini saya ambil,gak nunggu sidang. Saya yg ngambil mesti gmna apakah bawa salah satu om tante,pakai uang juga kan itu,sya ngambilnya dipolresta
BalasHapus