Gaya Pera dan Sengak ala Gue

Om Imam
By -
0
Gaya hidup yang terkesan mewah dan berlebihan seringkali menjadi sorotan di kalangan anak muda perkotaan Jakarta. Fenomena ini disebut "Gaya Pera," yang menggambarkan keinginan untuk menunjukkan kemewahan dan kekayaan materi dalam cara yang mencolok.

Dalam bahasa slang Jakarta, "Gaya Pera" mengacu pada sikap atau perilaku seseorang yang senang memperlihatkan kekayaan materi mereka dengan cara yang tampak berlebihan. Orang yang menganut Gaya Pera ini cenderung menonjolkan kemampuan mereka untuk berbelanja barang-barang mewah, mengunjungi tempat-tempat mewah, atau menghabiskan uang secara mencolok.

Tidak jarang kita melihat mereka yang menganut Gaya Pera ini ingin terlihat berbeda dan menonjol di mata orang lain. Mereka berusaha menciptakan kesan bahwa mereka hidup dalam kemewahan yang luar biasa. Tindakan mereka seringkali mencuri perhatian dan menimbulkan decak kagum di antara sebagian orang.

Namun, perlu diingat bahwa pandangan terhadap Gaya Pera ini dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Ada yang melihatnya sebagai bentuk kebebasan berekspresi dan pencapaian, sementara yang lain melihatnya sebagai tindakan yang berlebihan dan tidak penting. Setiap orang memiliki perspektif dan nilai-nilai budaya yang berbeda dalam menilai Gaya Pera ini.

Gaya Pera artinya?

Bagi beberapa orang, Gaya Pera menjadi tujuan hidup yang diidamkan. Mereka mungkin berpendapat bahwa memiliki barang-barang mewah dan hidup dalam kemewahan adalah tanda keberhasilan dalam hidup. Mereka berpikir bahwa dengan memamerkan kekayaan mereka, mereka akan mendapatkan pengakuan dan status sosial yang lebih tinggi di masyarakat.

Namun, perlu diingat bahwa Gaya Pera juga dapat memiliki dampak negatif. Perilaku boros dalam pengeluaran uang bisa menyebabkan masalah keuangan yang serius di masa depan. Selain itu, terjebak dalam persaingan untuk terlihat lebih kaya dan lebih mewah dari orang lain dapat mengakibatkan tekanan psikologis yang besar.

Penting bagi kita untuk memahami bahwa kekayaan materi bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan dalam hidup. Kebahagiaan dan kepuasan sejati berasal dari hal-hal yang jauh lebih dalam daripada sekadar barang-barang mewah. Menciptakan hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat, menjalani kehidupan yang bermakna, dan mengembangkan kualitas diri adalah hal-hal yang sebenarnya penting dalam hidup.

Gaya Pera merupakan fenomena yang mencerminkan keinginan untuk menunjukkan kekayaan dan kemewahan materi dengan cara yang mencolok. Meskipun terkadang terlihat glamor, pandangan terhadap Gaya Pera ini dapat bervariasi dan memiliki dampak yang beragam. Penting bagi kita untuk menghargai nilai-nilai yang lebih penting dalam hidup dan menghindari perilaku boros yang dapat berdampak negatif pada masa depan kita.
 
Berikut adalah contoh cerita tentang Gaya Pera dan Sengak.

***

Sabtu sore dengan jaket sweater putih dan celana jeans gue sibuk telpon temen, memastikan agenda yang gak sama sekali terencana buat malam harinya.

 "lu jemput gue di Kuningan aja ya..."

 "oke, gue jemput lu disana", jawab temen gue. gak berapa lama, temen gue telpon dan bilang kalo posisi dia udah deket dari tempat gue, gue pun langsung menuju ke lobi, dan menghampiri dan masuk ke mobil berplat F, mobil temen gue.

"jadi mau kemana kita?", tanya gue.

Mereka juga sebenernya bingung mau kemana malam itu, akhirnya gue bilang

"ke resepsi nikah temen dulu yak... di jl. Merdeka gd. Lemhanas" tanpa banyak ngomong temen gue yang nyetir mobil langsung meng-iya-kan.

 Didalem mobil ada 3 orang, cowok semua... *bukan jomblo kesepian* *cuman lagi iseng aja* :D

Sampe di gedung Lemhanas, dan mobil lewat lobi, gue minta turun didepan lobi udah ada temen gue yang lain, yang mau kondangan dan ada juga yang jadi panitia, mereka cengok liat gue yang keluar dari mobil, dan mobil langsung jalan buat parkir. Maklum aja, gue keluar dari pintu tengah mobil dengan kemeja tangan panjang, rapi, dan kedua temen gue ada di jok depan. Hahahaha....

Temen gue yang udah lagi di lobi cengok abis...! Didalem gedung gue sapa-lah temen2 gue yang udah disana, sambil ngobrol basa-basi, maklum acara resepsi belum dimulai. Tiba2 gue inget, kalo gue gak dateng sendirian, ada dua temen gue yang nongkrong diparkiran mobil, lupa gue...! *parah bet parah*

Langsunglah gue keparkiran, gue ajak temen gue itu masuk,

"Masuk yuk! makan malem gratis kita....!" *hahahaha...

Gue gak lama di pesta resepsi itu, kan yang paling pengting udah dateng dan setor muka ke penganten.. :D ngamplop gak gue? kagak! lupa saking asiknya ngobrol dan ketemu temen2 lama... *toyor diri sendiri* :))

Gue pamit dari resepsi itu, dan langsung ke mobil, daaan.... kita bingun mau kemana tujuan selanjutnya, masih jam 8 dan itu malem minggu lagi... Kali ini gue yang nyetir, "terserah lu dah, mau kemana... kan lu yang nyetir", kata temen gue. Dan akhirnya kita sepakat buat keatas, puncak, bro, puncak.... x))

Gue pikir jam segitu udah kagak macet, dan ternyata gue salah... macet banget daaaah....!

Nyetir dalam kondidi jalanan macet dan menanjak dapat menimbulkan baut kaki kiri anda kendor, karena harus maenin kopling... =))

Sampe diatas-pun, masih bingung mau kemana? taawun? Cibodas? temen gue nyeletuk,

"ke Cimory aja nyok..!", gue kagak tau dah tuh tempat apaan, eee... gak taunya restoran yang ada ternak susu perah sapi gitu...

Karena kesananya malem, jadi gak bisa liat aktivitas perah susu sapi, dipuncak mah jam segitu gak ada aktivitas perah susu sapi, yang ada.... *lanjutin aja sendiri... x))

Kami-pun pesen makan disana, maklum aja diresepsi nikahan tadi kagak makan banyak, sambil ngobrol2 ringan sampe berat...

Makanannya enak disana, yang gak enak itu bayar makan dan minumnya.... :))

Udah kenyang, bahan obrolan dah tipis, dompet juga, kami langsung turun balik ke Jekardah...

Sampe rumah mati lampu, temen2 junior gue masih pada dirumah gue, mereka abis nentuin ketua umum-nya. Sebagai senior *tsaaah* gue coba fasilitas tempat buat mereka rapat. Ah! Capek juga ngetik cerita gue yang super duper sengak, dan pera ini...



Permirsah.... Ambil yang baik, dan jangan ambil yang tidak baik =)

 ┒(⌣˛⌣)┎ END
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!