Pianika dan Grup Ska Dadakan

Om Imam
By -
0
Bagi cowok-cowok ABG kebanyakan, momen paling mendebarkan pada masa SMP adalah saat pertama kali nembak cewek. Atau bagi mereka yang fokus pada bidang akademis, momen itu mungkin jatuh pada hari dimana hasil Ujian Nasional diumumkan. Tapi buat saya yang menikmati masa SMP di era tahun 90-an, 2 hal barusan sama sekali tidak masuk ke dalam daftar. Kalau ditanya momen apa yang bikin saya nggak enak tidur saat SMP, jawabannya paling cuma satu; tes seni musik. 

Entah bagaimana bentuk cobaan yang diberikan guru kesenian pada zaman ini, tapi saat itu kami diharuskan membentuk sebuah grup untuk memainkan sebuah lagu bersama-sama. Iya, tentu saja di depan kelas. Sebagian orang mungkin akan bersorak kegirangan, khususnya mereka yang hobi ngeband, tapi bukan saya. Bukan karena nggak ada lagu bagus pada masa itu, tapi karena saya sama sekali nggak tau cara memainkan alat musik populer. Ibarat pepatah, “main kecrekan aja fals”. Akibatnya bisa ditebak, mereka yang jago-jago dengan sigap membentuk kelompok musiknya sendiri, meninggalkan saya yang waktu itu langsung mules-mules. 

Untungnya (atau sialnya), bukan cuma saya aja yang bernasib seperti ini. Ternyata ada beberapa anak non-populer lain yang juga belum punya grup. Dengan pasrah, kami pun berkumpul dan mencoba merencanakan sesuatu. Entah angin darimana, saya tiba-tiba mengusulkan main pianika dan secara ajaib, grup cupu yang kami bentuk itu menyetujuinya. Tahu pianika kan? Itu loh, alat musik yang untuk membunyikannya harus ditekan sambil ditiup. Semacam perkawinan ilegal dari piano dan terompet. Bukannya sok jago, tapi dulunya saya pernah disuruh kursus piano sama orangtua. Saya nggak berubah jadi John Legend memang, tapi saya jadi tahu gimana cara membunyikan kunci C, F dan G (dan sumpah, cuma tiga itu doang). Teman-teman saya juga ternyata nggak terlalu asing sama alat musik ini, maka terbentuklah grup pianika kami yang ajaib. Dan saya langsung mencari di mana tempat yang menjual pianika.


Pilihan lagu kami pun jatuh pada sebuah lagu yang nge-hits banget pada zaman itu, apalagi kalau bukan “Genit” dari Tipe-X. Memang kala itu Indonesia lagi rame-ramenya aliran musik Ska (tau kan, yang “ncet-ncet” itu loh!) dan Tipe-X adalah salah satu pioner band Ska di tanah air yang sampai sekarang pun masih eksis. Kebetulan juga lagu yang satu ini nggak sulit-sulit amat buat dipelajari (karena kuncinya Cuma C,F dan G), dari empat orang grup kami, dua orang pegang melodi, dan dua lagi berperan jadi bass dan terompet. Semuanya pakai piania, tapi gayanya disesuaikan sama instrumen yang diperankan. Saya contohnya, selang pianika yang saya pakai di copot biar bisa bergaya bak pemain terompet sungguhan. Keren sih, cuma efeknya iler saya jadi muncrat kemana-mana. 

Nggak ada yang menyangka, akhirnya penampilan kami hari itu sukses besar. Selain karena kompak, mungkin juga karena efek “ncet-ncet” ala Ska yang bikin seisi kelas bergoyang. Saya sih sudah lupa nilai kami pada tes seni musik tersebut, tapi mengingat muka teman-teman saya yang sumringah, sepertinya nilai kami nggak jelek-jelek amat.

Band kami tersebut akhirnya bahkan belum sempat diberi nama. Tapi sampai saat ini, kalau melihat pianika, saya jadi teringat sama band Ska dadakan SMP saya itu, termasuk efek iler yang ditimbulkannya. :D

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!