Ke Surabaya, Mampir ke Taman Bungkul!

Om Imam
By -
0
Pernah denger Taman Bungkul dong yaaa… Iya, saya juga pertama kali denger Taman Bungkul itu waktu rame-rame insiden rusaknya Taman Bungkul karena sebuah event dan sang Walikota ngamuk-ngamuk. Itu pun denger dari TV, dan baca berita lewat media. :D

Perjalanan saya kali ini sebenernya biasa aja, tapi ternyata ada hal-hal yang menarik. Khususnya soal Taman Bungkul. Dengan diantar taksi, saya sempatkan mampir ke taman tersebut. Ini karena penasaran. “Pak, Taman Bungkul itu di Surabaya kan?”, “Iya, mas…”, “Tolong anter saya ke sana (Taman Bungkul) ya, Pak”. Saya meminta ke supir taksi saat di Pasar Genteng, katanya, di sini (Pasar Genteng) salah satu tempat yang pas buat cari oleh-oleh khas Jawa Timur, khususnya oleh-oleh khas Surabaya.

Sampai di Taman Bungkul dan mencari parkir,

“Pak, tunggu ya… Saya nggak lama kok!”.

“Iya, mas… Saya tunggu, lama juga ndakpa-pa kok! :D.
Mas, kalo laper, di sana (menunjuk ke arah Sentra PKL di Taman Bungkul) ada nasi Rawon enak, namanya Nasi Rawon Kalkulator”.

“Oke, pak…”

Petualangan di Taman Bungkul-pun dimulai 8D

taman bungkul surabaya

Sehari sebelumnya, saya sempat bertemu dengan seorang pentolan komunitas fotografi di Surabaya, dia bercerita banyak soal pengalaman fotografi-nya, dulu, sempat ada pelarangan memotret di taman-taman kota Surabaya. Dan beliau coba perjuangin “Surabaya bebas memotret”, sampai akhirnya, dinas setempat mengeluarkan surat bahwa memotret dibebaskan dan tanpa pungli.

Berbekal informasi dari beliau, saya pede membawa kamera, dan memotret beberapa hal-hal menarik di sana.

Mengelilingi Taman Bungkul banyak hal yang membuat saya merasa iri. Ya, iri ada taman semacam ini di Jakarta :D

Beberapa komunitas nyaman melakukan aktivitasnya di sana, salah satunya komunitas dance. Terlihat mereka sedang asyik dan serius latihan di area taman. Menirukan dance dari sebuah laptop yang memutar video.

Ada juga komunitas yang sedang duduk-duduk di bawah pohon rindang. Entah komunitas apa, tapi anggotanya terlihat serius menyimak salah satu anggotanya yang sedang berbicara.

Sepanjang area trotoar Taman Bungkul, ada beberapa orang yang dengan serius membaca puisi sambil memegang kertas. Bahkan ada di antara mereka yang juga berpenampilan unik.

Taman Bungkul bukan hanya nyaman untuk komunitas, taman ini juga ramah dan nyaman untuk keluarga. Terlihat beberapa keluarga membawa anaknya bermain di sana. Taman ini juga memiliki playground untuk anak-anak, lho.

Dan saya baru tau, kalau ternyata Taman Bungkul, Bungkul adalah seorang Sunan. Dan makam beliau ada di arena Taman Bungkul, wilayah religious di sana tertulis. Sekalian sholat Ashar, saya pun menuju arena tersebut, di dalamnya ada mushola dan beberapa makam lainnya. Sesuai sholat, saya menuju dekat arena makan Sunan Bungkul, menyempatkan diri untuk berziarah ke makan beliau.


Karena semakin sore dan saya memang sudah harus menuju bandara. Maka saya sudahi petualangan di Taman Bungkul. Rekreasi, berkomunitas, dan nuansa reliji ada di Taman Bungkul. Menarik! 



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!